Oleh : Abu Somah, M.Pd.I
——————————————
Apakah judul buku termahal di dunia? Jawaban pastinya belum diketahui, namun situs Apa Kabar Dunia menulis bahwa buku termahal di dunia harganya kurang lebih 180 juta rupiah. Buku tersebut dikarang oleh Dr. Boerhaeve, seorang dokter ahli berkebangsaan Belanda yang meninggal tahun 1738. Semasa hidupnya Dr. Boerhaeve mempunyai reputasi mentereng di kalangan ilmuan kedokteran Eropa melalui karya monumentalnya berjudul elementa chemiae. Ketika beliau meninggal dunia, orang menemukan sebuah buku yang disegel terletak di atas meja kerjanya. Buku itu berjudul The onliest and the deepest secret medical art (rahasia nedalam dan paling tua dalam pengobatan). Judul buku ini tentu sangat menantang rasa ingin tahun banyak orang, terutama dari dunia kedokteran. Akhirnya ahli warisnya sepakat untuk melelang buku tersebut dan terjual seharga US 20.000 dolar Amerika untuk jaman itu, sehingga bila dikonversikan dengan rupiah sekarang maka harga buku tersebut sekitar 180 juta rupiah (1 dolar = Rp.9000. Uniknya ketika dibuka, dari halaman pertama sampai halaman 99 tidak ada tulisan sama sekali, dan baru pada halaman 100 (halaman terakhir) ditemukan tulisan, itupun hanya satu baris. Tapi inilah kesimpulan pemikiran sang dokter sekaligus jawaban dari judul bukunya. Tulisan itu adalah: keep your heart calm, keep your legs harm, you will make the best doctor become poor. (jaga hati tetap tenang, jaga kaki tetap panas, kamu akan membuat dokter paling hebat menjadi miskin)
Kita tidak perlu memperdebatkan apa agama Dr. Boerhaeve. Yang pasti kesimpulannya di atas bagi umat Islam tidak terlalu mengejutkan. Dalam literatur agama Islam dikenal istilah sehat wal afiat. Sehat berhubungan dengan fisik, badan atau jasmani sementara afiat berhubungan dengan hati, jiwa, nurani atau psikis manusia. Para dokter percaya bahwa sakit yang diderita seseorang bisa disebabkan oleh pengaruh fisik (badan luar) dan juga oleh kondisi jiwa di dalam. Menurut Hazra Innayat Khan badan akan selalu sehat apabila kondisi fisik dan psikis tetap terjaga keharmonisannya (keserasian). Apabila harmoni pisik dan psikis terganggu maka akan menyebabkan ketidakseimbangan, dan etidakseimbangan inilah yang menyebabkan datangnya penyakit. Dr. Boerhaeve menyarankan untuk menjaga ketenangan hati dan kaki sebagai kunci kesehatan manusia.
Islam sebagai agama yang sempurna mempunyai resep yang jitu untuk menjaga keharmonisan tubuh dan jiwa. Baginda rasulullah menngintruksikan umatnya berolahraga dan mengajari anak olahraga renang, berkuda dan memanah tujuannya adalah untuk menjaga harmonisasi organ tubuh luar agar tetap serasi dan seimbang (balance). Sedangkan untuk menjaga harmonisasi jiwa Islam punya formula super canggih bernama zikir atau selalu ingat akan Allah kapanpun dan dimanapun. Menurut Al-Al-Quran hati yang tenang bisa didapat melalui ingat (zikir) kepada Allah (Az-Zumar:23) . Untuk itu Allah memerintahkan kepada orang beriman selalu berzikir (Al-Ahzab:41) yang salah satu manfaatnya menjaga ketenangan jiwa, kenyamanan hati atau ketentraman nurani. Pada aspek inilah formula Zikir sebagai resep mendatangkan ketenangan hati perlu dijaga dan dipertahankan.
Secara sederhana zikir dalam bahasa sehari-hari sering dimaknai penyebutan lapaz kalimatut thoyyibah (Subhanallah, Al-Hamdulillah dan Allahukbar) selesai sholat. Pemahaman di atas hanyalah salah satu bagian dari makna zikir. Menurut Quraish shihab dalam buku Wawasan Al-Quran tentang Zikir dan Do’a, makna zikir mencakup segala aktivitas untuk mengingat Allah atau mengantarkan seseorang ingat akan Allah. Dengan demikian zikir bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun (fi ayyi makani wa zaman). Zikir juga tidak hanya sebatas ucapan lisan melantunkan kalimat thoyyibah akan tetapi juga termasuk berfikir dan tafakkur atas alam yang pada akhirnya mengantarkan kekaguman kepada Allah sang pencipta.
Pada sisi lain dalam Islam kata sehat (shihhat) berhubungan dengan “fungsi” sedangkan afiat berhubungan dengan “maksud penciptaannya. Mata yang sehat adalah mata yang bisa digunakan untuk melihat dengan jelas dan mata yang afiat adalah mata yang digunakan secara baik, benar dan halal dan tidak digunakan untuk kemaksiatan. Telinga yang sehat adalah telinga yang bisa mendengar dengan baik tanpa alat bantu dan telinga yang afiat adalah telinga yang digunakan untuk mendengarkan hal yang baik, bermanfaat dan benar serta tidak digunakan untuk kemasiatan. Begitu juga dengan mulut yang sehat adalah mulut yang bisa digunakan untk makan, minum dan berbicara dengan jelas sedangkan mulut yang afiat adalah mulut yang hanya kemasukan makanan dan minuman halal serta hanya digunakan untuk pembicaraan yang syadiidah, ma’ruufah dan haqq. Begitu juga dengan anggota badan yang lainnya. Mana yang lebih penting? Sehat atau afiat? Jawaban yang bijak adalah keduanya. Tapi kalau dipaksa harus memilih maka jawaban yang paling bijak adalah badan yang afiat. Anggota yang tidak sehat penderitaannya hanya di dunia sedangkan anggota tubuh yang tidak tidak afiat maka penderitaannya akan sampai keahirat nanti.
Sungguh indah ajaran Islam yang menggabungkan antara sehat wal afiat, antara olahraga badan dan zikir hati sehingga membentuk manusia yang seimbang, harmoni, serasi serta tidak pincang atau tidak seimbang. Dan tentunya sangat baik kalau kita sering sering bermohon afiat kepada Allah seperti yang diajarkan kekasih-Nya, manusia terbaik, nabi Muhammad sollolloohu ‘alaihi wa sallam berikut ini:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari muka, belakang, kanan, kiri dan atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (oleh ular atau tenggelam dalam bumi dan lain-lain yang membuat aku jatuh)”.